Menjajal Asyiknya Berbelanja di Pasar Ubud Bali
Pulau Dewata selalu memiliki daya tarik pada setiap tempat di dalamnya. Tak terkecuali dengan pasarnya. Meski memiliki banyak pasar tradisional dan pasar seni, Pasar Ubud atau yang juga dikenal sebagai Ubud Art Market merupakan salah satu pasar seni tradisional yang terkenal. Karena keunikannya, salah satu film Hollywood yang dibintangi Julia Roberts, Eat Pray and Love turut mengambil adegan syuting di kawasan pasar ini. Tidak hanya menjadi scene dari film karena dibintangi artis Hollywood, Pasar Ubud memiliki berbagai hal menarik yang bisa ditelusuri lebih jauh.
Kawasan Sekitar Pasar Ubud Bali
Ubud merupakan salah satu kelurahan yang ada di Bali. Kawasan Ubud memang merupakan kawasan wisata. Pasar yang terletak di Jalan Raya Ubud Nomor 35 ini tidak bisa dilepaskan dari pengaruh karakter daerah Ubud, yakni sebagai pusat pemerintahan, pusat lingkungan, pusat ritual tradisional, hingga pusat pariwisata.
Jika Travelers berjalan ke area Pasar Ubud, kita dapat merasakan suasana khas Bali karena unsur budaya Bali yang sangat kental disini. Dapat dilihat dari bangunan yang memiliki ornamen ukiran Bali, Pura dan banten yang merupakan bagian dari peralatan sembahyang yang berada di sekitar kawasan pasar. Pasar Ubud ini memiliki area strategis terletak tepat di pusat Ubud, berhadapan dengan Puri Saren Agung yang merupakan istana kerajaan Ubud dan berdekatan dengan Puri Saraswati. Posisi strategis ini menjadikan Pasar Ubud Bali salah satu objek wisata pendukung yang akan dikunjungi wisatawan untuk mencari produk, kerajinan dan makanan lokal khas Ubud.
Interior dan Produk Pasar Ubud
Bali memiliki nilai-nilai yang kuat mewarnai dalam setiap aktivitas kehidupan masyarakatnya, salah satunya dengan adanya keberadaan pohon beringin di beberapa sudut pasar yang menjadi simbol untuk peneduh bagi aktivitas yang ada di pasar. Tak hanya pohon beringin, pedagang juga menggunakan payung sebagai peneduh di area outdoor pasar. Terdapat juga signage dengan aksara Bali di beberapa bagian pasar yang menambah ciri khas pasar. Area display barang di bagian dalam pasar memenuhi semua area kios dengan berbagai macam varian produk kerajinan. Yang menarik dari Pasar Ubud jenis produk yang dijual berbeda pada saat pagi dan siang hari. Pada pagi hari barang yang dijual adalah kebutuhan pokok rumah tangga seperti kebutuhan pokok, sayur, buah dan peralatan sembahyang seperti bunga dan banten (tempat sesaji) yang terbuat dari janur. Dari siang menuju sore hari pasar berubah fungsi menjadi art market dengan produk-produk seperti lukisan, patung, ukiran kayu serta barang-barang fashion yang menarik untuk wisatawan. Barang dagangan tidak hanya dijajakan melalui kios, namun juga ada pedagang yang memanfaatkan truk sebagai kios terbuka.
Sejarah Pasar Ubud Bali
Saat ini Travelers bisa mengunjungi Pasar Ubud Bali setiap hari. Dulu Pasar Ubud Bali tidak buka setiap hari dan hanya buka setiap tiga hari sekali pada hari pasah (pasaran). Hingga akhirnya, seiring perkembangan zaman, Pasar Ubud menjadi pasar seni sejak banyak wisatawan yang berkunjung ke kawasan Ubud. Mulanya, banyak seniman yang tinggal di Ubud untuk berkarya membuat karya seni untuk keperluan upacara adat. Rupanya, kedatangan para wisatawan asing turut mempengaruhi karya seni pada seniman sehingga banyak seniman yang mulai memasarkan karyanya. Seniman yang awalnya hanya membuat karya 2 dimensi kini beralih membuat karya seni 3 dimensi. Di tahun 1930-an karya seni seperti lukisan mulai dijual di Pasar Ubud dan menjadi salah produk khas yang masih dijual sampai sekarang.
Ciri Khas Pedagang
Pedagang di Pasar Ubud memiliki rutinitas untuk sembahyang pagi sebelum mulai berdagang. Sembahyang dimaknai sebagai permohonan berkat dan juga meminta perlindungan agar kegiatan dan rezeki agar selalu dilancarkan. Para pedagang yang merupakan penduduk asli Bali kerap menggunakan logat asli Bali. Namun, banyaknya turis mancanegara membuat lama kelamaan pedagang juga fasih berbahasa asing.
Disini, Travelers akan menemukan banyaknya ibu-ibu yang menyungging barang dagangannya di atas kepalanya. Tak hanya berjualan, ibu-ibu ini juga banyak yang menawarkan jasa angkut barang belanjaan di atas kepala yang biasa disebut dengan tukang suun.
Mulai dari barang kebutuhan sehari-hari, kerajinan seni khas Bali, sampai suasana khas Bali dari arsitektur dan kawasannya semua ada di Pasar Ubud Bali. Jangan lupa untuk menambahkan Pasar Ubud Bali sebagai salah satu bucket list ketika Travelers berkunjung ke Pulau Dewata.
Kamu bisa menemukan berbagai kisah unik hingga spot foto cantik.
Nah, apakah kamu tertarik untuk berwisata dan belanja di Pasar Seni Ubud?
Akses masuk ke Pasar Ubud gratis, kamu hanya perlu membayar uang parkir jika membawa kendaraan pribadi. Sementara itu, waktu yang tepat untuk berkunjung adalah pagi hari agar peluang memperoleh harga murah lebih besar.
* Pengambilan data dan dokumentasi riset ini dilakukan pada tahun 2018
* Foto oleh I Gede Bijaya Partha